Pendahuluan.
Ka'abah ialah rumah suci yang pertama didirikan didunia, tempat manusia melakukan ibadah, ia bukan bermula pada zaman Nabi Ibrahim a.s, tetapi dikatakan sejak zaman Nabi Adam a.s. Saidina Ali bin Abi Talib r.a pernah mengatakan rumah yang dipanggil "Baitullah" itu sebelum zaman Nabi Adam a.s, Allah s.w.t telah memerintahkan Malaikat membangun rumah suci tersebut yang kemudian dipergunakan para Nabi melakukan tawaf untuk melakukan ibadah. Kemudian Nabi Ibrahim a.s datang menyempurnakan bangunan Baitullah tersebut (Tafsir Al Qurtubi Jld IV halaman 138).
Maka jelaslah bahawa ka'bah itu mula-mula dibangun di atas muka bumi ini dan para Jama'ah Haji melakukan tawaf sebagai salah satu rukun ibadah Haji sebagaimana dijelaskan oleh Al Qur'an firman Allah yang bermaksud :
" Sesungguhya rumah yang mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Ka'bah (Batullah) yang di Bakkah (makkah) yang di berkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia, padanya terdapat tanda yang nyata (di antaranya) maqam Ibrahim a.s. Barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, iaitu (bagi) orang yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa menginkari (kewajiban haji), maka sesungguhya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta Alam".
(Ali Imran : 96-97)
Keistemewaan ibadah haji dapat kita petik dari ayat di atas iaitu :
(1) Berkah
(2) Petunjuk atau hidayah
(3) Aman dan sejahtera
Ke tiga-tiga keistemewaan itu amat perlu kepada kehidupan kita di atas muka bumi ini, maka sebagai manusia yang dianugerahkan Allah akal atau minda yang sihat dapat memhami ayat tersebut di atas kenapa begitu penting seorang muslim mengerjakan ibadah Haji, maka tidak lain agar dikurniakan Allah tiga perkara tersebut yang amat dihajati oleh serang muslim dalam hidup ini. Berkah itu sentiasa berada di dalam keridhaan Allah dalam hidup ini, selain dari pahala yang berganda dikurniai Allah dan kenikmatan, ketenangan jiwa dalam kehidupannya dan selalu mendapat petunjuk Ilahi. Bila berakah dan hidayah dikurniakan Allah kepadanya, maka akan aman dan sejahteralah hidup ini.
Tetapi ke tiga-tiga hal tersebut tidak semudah itu memperolehinya. Maka justeru itulah dapat difahami dari ayat tersebut Allah memerintahkan supaya setiap mukmin yang mampu untuk mengerjakan ibadah Haji ke Baitullah untuk memperoleh ketiga-tiga unsur tersebut di atas. Barakah (berkah) bukan saja untuk memperolehi pahala berlempah ruah diakhirat nanti, tetapi seorang mukmin dapat menikmati petunjuk dan hidayah dalam menjalani hidup ini dengan mudah apabila menghadapi kepayahan hidup. Kepayahan itu dilalui dengan aman. Dalam Islam disebut dengan jiwa yang tenang mutmainnah ibarat perisai yang paling ampuh dan berkesan.
Manfaat Dalam Menunaikan Ibadah Haji
Apa yang dapat kita lihat mamfa'at itu, iaitu merupakan perhimpunan masa dibawah naungan Islam dari berbagai bangsa, bahasa dan adat resam diseluruh rantau dunia ini. Jika ingin bertemu dengan saudara sesama Islam dalam bentuk saling mengunjungi mungkin tidak semua muslim dapat melakukannya, kerana amat terhad dengan masa dan material. Oleh itu dengan kesempatan dalam melakukan ibadah Haji, maka terbukalah ruang saling mengenali antara sesama Islam. Allah s.w.t telah menyatakan dalam Al Qur'an, firmanNya yang bermaksud :
" Dan serukanlah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengenderai unta yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka melihat sendiri berbagai manfa'at dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang ditentukan atas rezeki yang dikurniakan Allah kepada mereka berupa binatang ternak."
(QS Al Haj : 27-28)
Maka dengan kesempatan ini selain dari bertambah jauhnya perjalanan bertambah luas pula pemandangan dan terbuka luas peluang-peluang untuk dapat dibicarakan bagi kepentingan hidup dimuka bumi ini, mengembalikan ikatan persaudaraan yang kukuh antara sesama Islam yang sekian lama dipisahkan oleh penjajah yang menjajah negara Islam yang tidak mahu melihat kekukuhan hubungan dan kesepaduan sesama umat Islam. Namun setelah era penjajahan berlalu negara-negara umat Islam berdepan dengan masalah politik, ekonomi dan sosial yang sekian lama dikucar kacirkan oleh penjajah, sehingga negara-negara Islam membawa haluan atau cara hidup secara mengenepikan struktur dan garis-garis yang terdapat dalam Al Qur'an.
Petunjuk Islam tidak banyak dimanfa'at selain dari ia diamalkan sebagai ibadah yang dipanggil ibadah khusus semata-mata stelah tersingkirnya amalan dan falsafah hidup dalam bidang politik, sosial dan ekonomi yang terlalu parah itu. Oleh itu dengan kesempatan ini sewajarnya digunakan sebagai pertemuan tahunan atau Muktamar Akbar (Internasional) terutamanya untuk merapatkan jurang yang sudah lama terpisah, ada di antaranya bermusuh sesama Islam yang amat berat untuk kita menaggungnya, jadi seharusnya pertemuan ini memperkecil perbezaan dan memperbanyak persamaan, demi masa depan ummah dan Islam.
Dilihat dari sudut kepentingan akhirat pula, maka ibadah Haji sebagai satu sarana untuk mendapat maghfirah ampunan Illahi atas dosa-dosa yang dilakukan oleh seorang hambaNya dan untuk kembali ke seperti awal kelahirannya fitrah.
Rasulullah bersabda :
" Barang siapa yang mengerjakan (ibadah) Haji, kemudian tidak berbicara kotor dan tidak berbuat kejahatan, maka keadaannya kembali laksana sewaktu dilahirkan Ibunya."
(HR: Bukhari dan Muslim)
" Dan serukanlah kepada manusia untuk mengerjakan Haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengenderai unta yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka melihat sendiri berbagai manfa'at dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang ditentukan atas rezeki yang dikurniakan Allah kepada mereka berupa binatang ternak."
(QS Al Haj : 27-28)
Maka dengan kesempatan ini selain dari bertambah jauhnya perjalanan bertambah luas pula pemandangan dan terbuka luas peluang-peluang untuk dapat dibicarakan bagi kepentingan hidup dimuka bumi ini, mengembalikan ikatan persaudaraan yang kukuh antara sesama Islam yang sekian lama dipisahkan oleh penjajah yang menjajah negara Islam yang tidak mahu melihat kekukuhan hubungan dan kesepaduan sesama umat Islam. Namun setelah era penjajahan berlalu negara-negara umat Islam berdepan dengan masalah politik, ekonomi dan sosial yang sekian lama dikucar kacirkan oleh penjajah, sehingga negara-negara Islam membawa haluan atau cara hidup secara mengenepikan struktur dan garis-garis yang terdapat dalam Al Qur'an.
Petunjuk Islam tidak banyak dimanfa'at selain dari ia diamalkan sebagai ibadah yang dipanggil ibadah khusus semata-mata stelah tersingkirnya amalan dan falsafah hidup dalam bidang politik, sosial dan ekonomi yang terlalu parah itu. Oleh itu dengan kesempatan ini sewajarnya digunakan sebagai pertemuan tahunan atau Muktamar Akbar (Internasional) terutamanya untuk merapatkan jurang yang sudah lama terpisah, ada di antaranya bermusuh sesama Islam yang amat berat untuk kita menaggungnya, jadi seharusnya pertemuan ini memperkecil perbezaan dan memperbanyak persamaan, demi masa depan ummah dan Islam.
Dilihat dari sudut kepentingan akhirat pula, maka ibadah Haji sebagai satu sarana untuk mendapat maghfirah ampunan Illahi atas dosa-dosa yang dilakukan oleh seorang hambaNya dan untuk kembali ke seperti awal kelahirannya fitrah.
Rasulullah bersabda :
" Barang siapa yang mengerjakan (ibadah) Haji, kemudian tidak berbicara kotor dan tidak berbuat kejahatan, maka keadaannya kembali laksana sewaktu dilahirkan Ibunya."
(HR: Bukhari dan Muslim)
Kesatuan Ummah, Akidah Dan Tujuan Hidup.
Ibadah mengukuhkan asas kesatuan ummah, akidah dan tujuan hidup ini sebgai seorang muslimin bersuara dengan nada yang sama dalam bahasa yang satu dengan suara yang bergema dan berkumandang yang lahir dari lubuk hati yang ikhlas dan suci.
AKU SAMBAUT PANGGILAN MU, YA ALLAH
AKU SMBUT PERINTAH MU YA ALLAH
TIADA SEKUTU BAGI MU
AKU SAMBUT PANGGILAN MU
SESUNGGUHNYA SEGALA PUJI NIKMAT
DAN SELURUH KEKUASAAN ADALAH MILIK MU SENDIRI
TIADA SEKUTU BAGI MU.
Ucapan tersebut menunjukkan ikrar dan semangat Tauhid yang mendalam dengan semangat keimanan yang tebal, menggambarkan kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa dari segala-gala di alam ini dengan Iradah dan QudrahNya dan segala Maha Sempurna dari sifat-sifatNya.
Melaksanakan ibadah Haji itu akan berdepan dengan segala kesulitan yang dilalui di sana merupakan latihan spiritual dan fizikal. Tujuannya tidak lain melatih diri untuk mencapai keridaan Allah s.w.t dalam hidup didunia ini ke matlamat yang abadi iaitu akhirat.
Hubungan Ibadah Haji Dan Ibadah Qur'ban.
Ibadah Haji juga dikaitkan kengan ibadah Qurban yang juga mengandungi nilai-nilai ubudiyah disamping nilai-nilai sosial yang amat tinggi dan mendalam iaitu menyembelih hewan-hewan untuk Qurban, tujuan utama ialah untuk menyantuni dan mengembirakan fakir miskin dan mereka yang dha'if yang kurang bernasib baik, negara-negara Islam yang menghadapi musibah peperangan dan bencana Alam.
Para Jama'ah yang melakukan ibadah Haji melakukan penyembelihan hewan itu di kota Mina, berpuluh atau ratusan ribu hewan kambing atau kibas disembelih pada tanggal 10 Zulhijjah. Daging-daging diserahkan kepada faqir miskin atau diekspot ke negara-negara Islam yang amat memerlukan dalam menghadapi krisis makanan dan lain-lain sebagainya. Daging-daging yang banyak itu jika diedarkan hanya disekitar Makkah mungkin ia berlebihan dan boleh saja daging-daging itu terbiar begitu saja. Maka akhir-akhir ini daging yang berlebihan itu diekspot ke negara-negara Islam yang lain yang amat memerlu terutama negara-negara Islam yang menghadapi krisis atau peperangan. Kerajaan Arab Saudi telah mengusahakan daging-daging tersbut untuk dibekukan atau di tinkan agar daging itu tidak dibazirkan begitu saja.
Adapun penembelihan hewan bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah Haji dinamakan Qurban yang dilakukan setelah Solat Idul Adha sampai akhir hari Tasyri' 3 hari kemudian. Bagi mereka melakukan penyembelihan qurban itu ada dua pendekatan.
Pertama mendekatkan diri dan sesuai dengan pengertian qurban itu sendiri mendekatkan diri kepada Allah s.w.t dalam pengertian berbakti kepada Allah s.w.t dan kehidupan akhirat nanti akan menerima pahala yang berganda dari Allah s.w.t iaitu darah hewan yang disembelih itu terdiri dari darah, tanduk dan bulunya semua merupakan amal kebajikan yang akan di timbang di hari qiamat (Al Hadis).
Kedua dengan menyemblih hewan Qurban itu untuk lebih merapatkan hubungan Sillatur Rahim dan mengembangkan sifat pemurah antara sesama Islam terutama terhadap mereka yang tidak mampu dan memberikan sentuhan serta kasih sayang terhadap mereka. Selain dari itu wang yang di belanjakan itu disekitar rm800 harga sekor kambing atau rm 2,400 seekor lembu atau kerbau merupakan simpanan atau investment untuk hari akhirat disamping mempunyai tangan soasial yang peka dengan keadaan masyarakat yang dhoif dan miskin..
Seseorang Islam yang melakukan ini semua ia telah mengembangkan nilai spiritual peribadinya dalam pengorbanan terhadap harta kepunyaannya dan melahirkan rasa syukur terhadap anugerah yang melempah rauah dari Allah s.w.t itu.
Kepada mereka yang mampu dan berlebihan harta kepunyaannya yang dianugerahkan oleh Allah s.w.t, lakukanlah ibadah Qur'ban itu sama ada dihari raya Haji kali ini atau diwaktu-waktu yang termampu untuk melakukan ibadah Qurban ini. Selamat Idul Adha.
Mantan PensyarahACIS UiTM Shah Alam
