Islam itu indah

Islam itu indah

Rabu, 9 Disember 2020

TAUBAT


Taubat itu artinya kembali kepada Allah SWT atau kembali kepada fitrah asal kejadian manusia itu bersih dan suci, tetapi manusia juga tidak lepas dari kesalahan dan kesilapan serta melakukan ma'siat. Apabila ia sedar tentang kesilapannya itu, maka Allah SWT menggesa untuk segera bertaubat kepadaNya, terlalu banyak ayat2 Al Qur'an dan Hadis menaganjurkannya. Taubat merupakan sikap mulia bagi seseorang yang telah berbuat maksiat dan dosa untuk kembali mendekat kepada Tuhannya. Berikut ini beberapa ayat al Quran tentang taubat yang tercatat di berbagai surat dalam alquran. Firman Allah dalam Al Qur:


إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Kecuali mereka yang telah bertaubat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan(nya). Mereka itulah yang Aku terima taubatnya, dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. – (Q.S Al-Baqarah: 160)

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri. – (Q.S Al-Baqarah: 222)
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِنْ قَرِيبٍ فَأُولَئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا * وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
Sesungguhnya taubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan perbuatan buruk karena ketidaktahuan, kemudian segera bertaubat. Mereka itulah yang Allah terima taubatnya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (17) Dan taubat itu tidaklah (diterima Allah) bagi mereka yang melakukan perbuatan buruk hingga ketika ajal datang kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Aku benar-benar bertaubat sekarang.” Dan tidak (pula diterima taubat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka berada dalam kekafiran. Bagi mereka itu telah Kami sediakan adzab yang sangat pedih. (18) – (Q.S An-Nisa: 17-18)
وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا
Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginan hawa nafsunya menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran). – (Q.S An-Nisa: 27)
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan supaya ditaati
dengan seizin Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka datang kepadamu (Muhammad) setelah mendzalimi diri mereka sendiri, lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah sebagai Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang. – (Q.S An-Nisa: 64)
إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا
Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas menjalankan agama mereka semata-mata karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman, dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman. – (Q.S An-Nisa: 146)
فَمَنْ تَابَ مِنْ بَعْدِ ظُلْمِهِ وَأَصْلَحَ فَإِنَّ اللَّهَ يَتُوبُ عَلَيْهِ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Tetapi barangsiapa bertaubat setelah melakukan kedzaliman dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. – (Q.S Al-Maidah: 39)
أَفَلَا يَتُوبُونَ إِلَى اللَّهِ وَيَسْتَغْفِرُونَهُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan kepada-Nya? Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. – (Q.S Al-Maidah: 74)
وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun ‘alaikum (selamat sejahtera untuk kamu sekalian).” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) bahwa barangsiapa di antara kamu berbuat suatu keburukan karena kebodohan, kemudian setelah itu dia bertaubat dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. – (Q.S Al-An’am: 54)
Sabda Rasulullah SAW dalam satu hadis qudsi: "Telah berfirman Allah SWT: Wahai anak Adam! Setiap kali engkau memohon dan mengharap kepada-Ku, Aku tetap mengampunimu atas segala dosa yang engkau lakukan, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam! Andai kata dosa-dosamu sampai setinggi langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, nescaya Aku akan mengampuni. Wahai anak Adam! Andai kata engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku, sedang engkau tiada menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, nescaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi pula." (Riwayat Tirmizi)
Motivasi daripada Rasulullah SAW itu ibarat seteguk air yang dicapai oleh orang haus bagi menghidupkan kembali semangat dan cita-cita daripada kemahuan yang lemah serta tidak berdaya bergerak menuju kepada Allah SWT untuk membaharui kehidupannya.
Hakikatnya, Allah SWT menghendaki seluruh hamba-Nya kebaikan dan kemuliaan tetapi sebahagian besar manusia enggan menyahut perintah-Nya supaya berjalan di atas landasan yang digariskan untuk mereka.
Meskipun terjebak dalam kesalahan dan maksiat, panggilan iman masih juga menyeru mereka supaya merujuk kembali kepada Allah SWT.
Kegembiraan Allah melihat mereka merujuk dan kembali kepadanya adalah sesuatu yang sukar untuk digambarkan.
Pintu taubat Allah SWT terbentang luas. Namun, perlu diingat peluang terbentang luas ini juga ada pengakhirannya. Pintu taubat Allah SWT akan tertutup jika seseorang hamba itu hampir menemui ajalnya dan apabila telah sampai detik kehancuran dunia iaitu tibanya hari kiamat. Amiin Yarabbalalamin

Ibnu Haikal